MANADO, PROSULUT.Com – Pemberian bantuan pasca banjir oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado menimbulkan masalah di tengah tengah masyarakat. Bahkan ada kepala sekolah yang merasa sakit hati karena hanya enam siswa yang dipanggil untuk mendapatkan bantuan sementara jumlah korban cukup banyak.
“Terus terang kami sebagai kepsek sakit hati karena dituduh orang tua pilih kasih. Masalahnya Setaip sekolah diminta hanya enam siswa untuk terima bantuan lalu yang lain bagaimana,” kata Kepsek SDN 46 Manado Sjultje Raturandang ketika ditemui di ruang kerjanya Senin, 12/02/23.
Dikatakan, bantuan yang diberikan itu hasil dari dana yang dikumpulkan dari kepala sekolah secara pribadi karena tidak boleh diambil dari dana BOS. Ada yang menyumbang Rp 500.000 ada yang Rp 300 ribu dan paling sedikit Rp 250.000.
Yang jadi persoalan sumbangan pribadi kepala sekolah itu dikumpulkan dan kembali lagi ke sekolah yang diserahkan oleh Ibu Walikota dan Kepala Dinas.
“Terpaksa pihak sekolah cari jalan untuk menghindari protes orangtua.
Bahkan ada kepala sekolah yang tidak menyumbang, anak didiknya tidak dipanggil untuk menerima bantuan.
Sementara itu Kepsek SDN 85 Yulin Lontoh mengatakan pihaknya juga menerima bantuan dari ibu walikota kepada enam orang siswa. Bahkan ada juga bantuan yang diberikan oleh K3S se Kota Manado berupa beras dan buku tulis.
Sementara sekarang ini pihaknya sedang menyalurkan bantuan seragam merah putih yang baru kepada 49 anak didik korban banjir.
“Bantuan tersebut disumbang oleh Perusahaan Cocacola. Katanya juga akan menyusul bantuan ATK tapi belum ada,” kata Lontoh. (Meldi S)