MANADO, PROSULUT.com – Rencana Pemerintah Kota Manado melalui instansi teknis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado untuk manerapkan kegiatan belajar mengajar di SD dan SMP secara penuh (fullday) mendapat reaksi beragam dari kalangan tenaga guru.
Wacana ini sudah disampai-sampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado, Dr Deisy Lumowa, MPd dalam setiap kesempatan sebagai bentuk sosialisasi.
Dalam petrtemuan K3S Kecamatan Tuminting pada Kamis lalu, wacana Fullday ini dipercatanyakan oleh Kepsek SDN 46 Tuminting Sjultje Waturandang tentang pelaksanaannya di lapangan. Sebab jika harus menerapkan fullday, berarti anak-anak akan pulang jam 15.00 Wita, padahal tadinya mereka pulang jam 13.55 karena ada penambahan satu jam. Jika ditambah dengan dua jam ekstrakurikuler, maka anak-anak akan pulang jam 17.00 Wita.
Nah, itu untuk sekolah pagi, lalu bagaimana dengan yang sekolah sore, jam berapa anak-anak harus pulang dan jam berapa guru harus pulang. Sementara kontrak kerkja sebagai ASN bekerja sampai jam 16.00 wita.
“Setelah kami rapat dengan guru-guru, timbul pertanyaan ini. Bagaimana dengan sekolah siang dan bagaimana dengan kondisi anak-anak apakah mereka bisa bertahan sampai jam segitu,” ujar Sjultje dengan nada serius.
Dikatakan, pihaknya mempertanyakan itu karena SDN 46 ada sekolah siang. Bahkan di Kecamatan Mapanget hampir semua ada yang sekolah siang. Juga bagaimana dengan anak-anak, orang tua harus menyiapkan makan dua kali karena belajar sampai sore di sekolah.
“Kami akan rapat dengan orang tua murid untuk konsultasi sekaligus minta persetujuan . kalau setuju apa alasannya, kalau tidak setuju juga jelaskan alasannya,’ ungkap Kepsek Berprestasi nasional yang sudah puluhan tahun memimpin sekolah.
Setiap sekolah yang dipimpinnya dibuat maju dan berkembang. Dari sekolah kumuh menjadi sekolah yang layak dan menjadi fafvorit. Ia pernah memimpin SDN Malalayang, dan terakhir SDN 103 Mapanget. (meldi sahensolar)