
PROSULUT.COM, MANADO – Pasca dihapusnya dana transportasi dalam penganggaran Bantuan Oprasional Sekolah (BOS), puluhan guru dan sejumlah kepala sekolah mengusulkan ikut pelatihan ‘Pok – Pok’, agar mereka dapat terbebas dari Tuntutan Ganti Rugi atau TGR.
Wawancara yang dilakukan Prosulut.com kepada sejumlah guru dan beberapa kepala sekolah menyebutkan kalau regulasi yang diterapkan kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi (Kemendikbudristek) terkait penggunaan dana BOS, merupakan bentuk pengungkungan karena harus menggunakan dana pribadi.
“Torang tuntut ke pemerintah kota (Pemkot) dan kepala dinas (Kadis) pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) Manado, segera menggelar pelatihan pok – pok, supaya cuma deng tutu mata torang so sampe di tampa tujuan. Deng cara bagitu, berarti torang (guru dan kepsek) nda perlu mo ambe doi dari dana BOS, khususnya untuk biaya operasional” kata para guru dan kepsek.
Disebutkan mereka, penghapusan dana operasional jelas sangat memberatkan pengguna dana BOS. Meski jumlahnya hanya kecil tapi jika diakumulasikan selama sebulan jelas cukup besar.
Selain itu mereka juga menegaskan kalau pemberlakuan regulasi yang terkesan sepihak telah memberatkan karena untuk biaya operasionalnya dibebankan kepada guru atau kepala sekolah.
“Kalau tujuannya untuk kepentingan sekolah kenapa harus menggunakan dana pribadi. Kalau ada anggarannya, mestinya kita dapat menggunakan dananya karena ada pertanggungjawabannya,” tambah mereka.
Namun karena regulasinya telah dibuat dan sudah diberlakukan, mau tak mau harus dilaksanakan sekalipun aturan tersebut telah memberatkan pelaku – pelaku pendidikan. (jeting)