Drs Enoch Saul Optimis Memajukan Seni Lukis Sulut

Drs Enoch Saul

Drs Enoch Saul

Optimis Majukan Seni Lukis Sulut

BAGI pelaku – pelaku seni di Sulawesi Utara (Sulut), nama Enoch Saul, rasanya tidak asing lagi. Selain dikenal sebagai pelukis, sosok yang satu ini juga sangat peduli dengan lingkup pendidikan, sosial hingga kerohanian.

Tidak mengherankan jika dirinya tidak hanya disegani banyak orang, tapi juga diperhitungkan dalam memajukan beberapa sektor, terutama yang erat kaitannya dengan kesinambungan budaya daerah di Sulut.

Sedangkan berbicara seni lukis, sosok yang satu ini memang sulit dilepaskan lantaran telah diakui, tidak saja untuk strata lokal tapi juga telah menggema hingga ke kancah nasional bahkan internasional.

Merunut dari prestasi atau pun bakat yang dimiliki Enoch Saul, bukan tak beralasan, Dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga berdarah seni, Enoch terus mengembangkan bakatnya hingga mencapai puncak prestasi dengan sejumlah hasil karya.

“Saya ini terlahir dari keluarga yang memiliki kelebihan, khususnya dalam seni lukis. Selayaknya keluarga seni, saya pun mencoba dan terus mencoba dengan bakat turunan yang diwariskan orang tua atau pun pendahulu saya,” kata Enoch, saat berbincang – bincang dengan Prosulut.com, di sekolahnya.

Namun kata dia, untuk mengembangkan bakatnya sebagai pelukis tidak akan mencapai puncaknya, kalau tidak sering diasah.

Menurutnya, keberhasilan seseorang mengembangkan bakat hanya dapat diraih, jika terus melatih.

Sedangkan di sisi lain, kata Enoch, dirinya yang kini dipercayakan Walikota Manado untuk memimpin Sekolah Menengah Pertama (SMP) 11 Manado, intens menerapkan sebagai satu – satunya sekolah dengan berbasis budaya.

Menurut Enoch, mewujudkan SMP 11 Manado sebagai sekolah berbasis budaya tidak mudah, karena perlu penerapan dan pembuktian dengan dengandidukung penuh dari seluruh  guru.

Sebagai pembuktiannya, Enoch pun mewujudkan impiannya dengan mendirikan museum mini di sekolahnya. Dan berkat bantuan dan kerjasama sejumlah guru, museum tersebut berhasil dibentuk meski hanya sebatas ruangan yang tidak besar.

Untuk memperkaya bakat seseorang, Enoch pun terus merangkul generasi muda termasuk anak didiknya yang menurut dia, bisa memberikan penampilan terbaik dalam menghasilkan setiap karya.

“Pada dasarnya sekolah kita membiasakan anak didik dimana mereka bertemu dengan seseorang memberikan salam ‘tabea:’. Kata ini tetap kami dan sekolah mem,biasakan kepada peserta didik,” katanya. (jeting)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *