Giatkan Kembali Eschool, Piri Butuh Topangan Orangtua Siswa

MANADO,PROSULUT.Com – Penerapan kegiatan esktra kurikuler di SDN 12 Manado sebenarnya sudah dilakukan jauh sebelum instruksi memberlakukan Full Day School (FDS) yang berujung pada study banding sejumlah kepsek SD dan SMP di Surabaya, Malang dan Jogjakarta.

“Pada prinsipnya apa yang dilakukan di sekolah pulau Jawa, sudah dilakukan oleh sejumlah sekolah di Manado termasuk SDN 12. Sudah ada kegiatan esktra kurikuler, hanya saja terhenti saat Pandemi Covid 19 lalu,” ungkap Kepsek SDN 12 Manado, Meity Piri kepada Prosulut.com belum lama ini.

Dikatakan, pihaknya kembali akan mengatifkan kegiatan esktra kurikuler atau eschool sesuai dengan konten local seperti kegiatan kesenian, olahraga, dan lain-lainnya. “Nantinya kami akan membentuk panguyuban masing-masing kategori kegiatan agar memudahkan dalam pengawasan dan pengendalian,” kata guru teladan yang dipercayakan walikota dan wakil walikota untuk menggantikan Kepsek Justy Naray yang sudah memasuki purna tugas.

SDN 12 merupakan sekolah favorit dengan jumlah siswa ratusan orang. “Untuk melaksakan kegiatan eschool, butuh topangan orang tua siswa karena mengandalkan dana BOS tidak mungkin,” kata Piri terus terang.

Belajar dari study tiru di Kota Surabaya, Malang dan Jogjakarta, topangan orang tua murid begtu besar karena mereka menginginkan bakat dan talenta yang ada dikembangkan.

“Kegiatan eschool sangat penting karena bermanfaat bagi siswa untuk mengembangakn bakat dan minat serta pengembangan katrakter,” katanya serius.

Untuk itulah Kepsek energik ini akan bekerjasama dengan orang tua untuk kegiatan eschool terutama pengadaan sarana dan prasarana penunjang. “Kami akan kembangkan kesenian daerah, budaya local agar anak-anak memgenal budya mereka sendiri dan berusaha untuk melestarikannya,” katanya.

Adapun kegiatan ekstra kurikuler yang akan diaktifkan kembali antara lain tarian maengket, katrili, Kolintang, drum band dan olahraga. “Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting untuk pengembangan potensi anak dan pembentukan karaker agar mereka tidak hanya cedas tetapi memiliki budi pekerti yang baik,” tukasnya.

Menurutmya, dengan kegiatan ini akan membuiat anak didik berkarakter, percaya diri dan berdisiplin seperti dalam penerapan profil pelajar Pancasila.

“Sehebat apapun para guru tetapi tanpa topangan orang tua tidak akan berhasil, makanya baik guru maupun orang tua harus berkolaborasi untuk menciptakan anak didik yang berkualitas dan berkarakter baik,” ungkap Piri bersemanat. (meldi/jefry)            

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *