PROSULUT.COM, MANADO – Presiden Ir Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur Sulut Olly Dondokambey bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) marathon melakukan kunjungan kerja meninjau sejumlah proyek strategis di Sulut. Gubernur Olly bahkan menjemput langsung Presiden Jokowi di Bandara Sam Ratulangi Manado, Kamis (22/02/2024) petang yang tiba menggunakan pesawat kenegaraan.
Presiden Jokowi dan Gubernur Olly tampak satu kendaraan berplat nomor RI 1 menuju Hotel Four Point, tempat Presiden Jokowi menginap selama kunjungannya di Sulut.
Di sela-sela kunjungan ini, Presiden Jokowi yang didampingi Gubernur Olly mendatangi kawasan pusat perbelanjaan Megamall Manado untuk melihat lebih dekat aktivitas UMKM di situ.
Baik karyawan, maupun para pengunjung saat melihat kehadiran Presiden Jokowi, langsung menyambut dengan antusias..
Mereka menyalami, bahkan minta berswafoto bersama Presiden Jokowi. Presiden yang dikenal dekat dengan rakyat inipun langsung meladeni permintaan para pengunjung Megamall Manado.
Di kawasan pusat perbelanjaan itu, Presiden Jokowi yang didampingi Gubernur Olly beserta rombongan Menteri makan malam sejenak.
Keesokan harinya, Jumat (23/02/2024), Presiden Jokowi didampingi Gubernur Olly dan para Menteri serta Bupati Bolmong, Ir Limi Mokodompit MM meresmikan Bendungan Lolak.
Presiden Jokowi mengatakan, mengatakan pengelolaan air harus menjadi konsentrasi kerja.
“Ke depan urusan air, urusan energi ini akan menjadi sebuah persoalan besar kalau kita tidak siapkan sekarang,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi menambahkan bahwa Indonesia memiliki 4.400-an sungai, akan tetapi baru 292 sungai yang memiliki bendungan. Ia mengilustrasikan bahwa Negara China memiliki sebanyak 98.000 bendungan, Korea Selatan memiliki kurang lebih 20.000 bendungan, sementara Indonesia memiliki 292 bendungan.
Presiden Jokowi menyebutkan, Bendungan Lolak bisa menampung sebesar 16 juta meter kubik air, yang mampu mengairi sawah kurang lebih 2.200 hektare.
“Jadi kalau di provinsi yang lain, di kabupaten yang lain juga, kita memiliki bendungan dengan kapasitas yang kurang lebih sama, air yang ada di negara kita akan bisa kita kelola dengan baik sehingga bermanfaat,” terangnya.
Bendungan Lolak, tambah Presiden Jokowi juga bisa menyediakan air baku bagi masyarakat Bolaang Mongondow yang mereduksi banjir hingga 29 persen.
“Kalau sebelumnya banjir, banjir kemudian ada bendungan, banjir menjadi terkurangi 29 persen. Begitu juga untuk listrik mini hidro,” tandas Presiden Jokowi.
Apalagi, berdasarkan informasi dari Gubernur Olly, Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan lumbung padinya Sulawesi Utara.
“Betul-betul kita mengharapkan Bendungan Lolak bisa bermanfaat bagi kita semuanya,” ucap Presiden Jokowi.
Sementara itu, Gubernur Olly menambahkan bahwa dengan adanya Bendungan Lolak ini diharapkan akan semakin menjadikan Bolmong sebagai lumbung padi di Sulut.
“Juga ketersediaan air baku, penanganan bencana banjir hingga bisa menjadi potensi wisata kreasi baru di Kabupaten Bolmong,” ungkap Gubernur Olly.
Diketahui, saat bertolak ke Kabupaten Bolmong, Presiden Jokowi, Gubernur Olly dan para Menteri menggunakan helikopter. Dengan alat transportasi itu, Presiden Jokowi dan rombongan menuju ke Kota Bitung.
Di Kota Bitung, Presiden Jokowi bersilaturahmi dengan 3.000 nasabah PNM Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (MEKAAR) di Sport Hall Duasudara, Kelurahan Manembo Nembo Tengah, Kecamatan Matuari, Kota Bitung.
Selain Gubernur Olly dan Walikota Bitung Ir. Maurits Mantiri, Presiden Jokowi didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, diantaranya Menteri BUMN, Erick Thohir. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, dan Menteri ATR/BPN. Agus Harimurti Yudhoyono.
Di hadapan ribuan warga yang telah menunggu sejak pagi, Presiden Jokowi mengaku selalu senang, jika berkunjung ke Sulawesi Utara, apalagi di Kota Bitung.
“Saya senang sekali kalau ke Sulawesi Utara, apalagi ke Bitung,” kata Presiden Jokowi, sembari menceritakan menceritakan kisahnya saat masih merintis usahanya di Kota Solo.
“Dalam memulai usaha, saya benar-benar bekerja keras dan hasilnya di tahun pertama mulai ada perkembangan. Tahun kedua, saya mulai masuk ke pasar yang ada di Jakarta dan tahun ketiga, saya sudah bisa ekspor dan itu berkat kerja keras dan disiplin. Jadi perlu saya garis bawahi, bekerja keras adalah kunci kesuksesan kita,” ungkap Presiden Jokowi.
Ada pun dalam kesempatan Presiden Jokowi juga memuji adanya hasil produk UMKM yang dijual dengan kemasan yang sangat baik.
“Kemasan ini sangatlah bagus dan Tidak masalah jika dalam produk mereknya tertera nama anak atau siapa saja yang penting ada merek dan dikemas dengan baik agar kualitasnya terjaga,” terangnya, seraya mengingatkan pentingnya kerja keras dan disiplin dalam berusaha.
Presiden Jokowi juga menyempatkan diri Sholat Jumat di Masjid Nurul Huda Al-Jamal Kelurahan Manembo Nembo, Kecamatan Matuari, Kota Bitung.
Setelah mengakhiri Kunjungan Kerja, Presiden Jokowi bersama para Menteri diantar Gubernur Olly dan Forkopimda ke Bandara Sam Ratulangi Manado.
Saat bersalaman sebelum naik tangga Pesawat Kepresidenan, Presiden Jokowi mengajak Gubernur Olly untuk turut bersamanya ke Jakarta.
Gubernur Olly pun menyambut ajakan Presiden Jokowi dan naik Pesawat Kepresidenan menuju Jakarta bersama Presiden Jokowi.
Hal ini menimbulkan spekulasi politik terhadap kedekatan Presiden Jokowi dengan Gubernur Olly, yang kapasitasnya sebagai Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan, sedangkan Jokowi merupakan kader PDI Perjuangan.
Pengamat Politik Sulut, Taufiq Tumbelaka mengatakan, tentunya ini untuk masa-masa sekarang di mana dinamika politik pasca Pemilu menggeliat tentunya ajakan itu penuh makna.
Apalagi, Olly Dondokambey, kata Taufiq, dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Hj Prof Dr (HC) Megawati Soekarnoputri.
“Jadi bisa saja nantinya ada terjadi komunikasi politik, walaupun sifatnya informal melalui OD. Dalam politik, upaya terus membuka komunikasi politik merupakan penjajakan ke arah kompromi politik dan hal itu sesuatu yang lumrah alias “sah – sah saja,” tutup Taufiq. Dengan begitu, di balik Kunjungan Kerja Presiden Jokowi ke Sulut, tersirat makna kompromi politik untuk kebaikan bersama demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia ke depan. (Advetorial/Kominfo)