Jumat Ceria di SD Inpres Mapanget Barat

Jumat ceria SD Inpres Mapanget Barat.

MANADO,PROSULUT.com – SD Inpres Mapanget Barat terus berkreasi dan berinovasi ditangan Kepsek Deti Rataq. Suasana lingkungan sekolah nampak lebih hidup berkat sentuhan seorang wanita yang punya jiwa pekerja keras dan selalu memiliki visi ke depan untuk memajukan satuan pendidikan yang dipercayakan kepadanya.

Pantauan tim APPM Jumat, 13 Januari 2023 di lokasi sekolah yang berdekatan dengan Bandara Sam Ratulangi itu, nampak para siswa dengan ceria dan antusias mengikuti kegiatan olahraga, latihan katrili dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.

Kepsek Deti Rataq bersama guru guru pun ikut membaur dengan para siswa  dalam latihan katrili sehingga suasana menjadi semakin hidup. Nampak para siswa begitu antusias dalam mengikuti latihan katrili sebagai salah satu kegiatan eschool.

“Setiap Jumat kami tidak melulu melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. tetapi lebih pada kegiatan ekstrakurikuler, dimulai dengan senam bersama yang diikuti seluruh siswa SD Inpres Mapanget Barat,” kata Kepsek Deti Rataq di sela-sela latihan tarian Katrili.

 Dalam kegiatan ekstrakurikuler, pihak sekolah tidak menyewa pelatih, tetapi memberdayakan para guru dan siswa yang sudah bisa tarian katrili atau olah vokal. “Kami tidak sewa pelatih tetapi cukup memanfaatkan sumber daya manusia yang ada, termasuk anak-anak yang sudah dilatih lebih dahulu. Nantinya latihan ini akan terus dilakukan dan akan dilaksanakan untuk semua kelas secara bertahap,” ungkap mantan Kepsek SDN 42 Manado ini meyakinkan.

Dikatakan, penerapan Full Day School  di SD Inpres Mapanget Barat sudah dilakukan sejak November 2022 lalu, sejak kembali dari kunjungan Study Tiru di tiga kota yaitu Surabaya, Malang dan Yongjakarta.

“Tentu kami melakukan apa yang sesuai dengan budaya daerah atau muatan local  seperti kolintang, katrili, maengket, bintang vokalia dan lain-lainnya. Bahkan setiap sekolah pasti akan  berbeda satu sama lain, disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masing-masing sekolah,” ungkap Rataq.

Lebih jauh dijelaskan, bicara Full Day School sudah diterapkan tetapi jamnya disesuikan. “Lebih pada kegiatan ekstra kurikuler atau eschool yang dilakukan setelah jam mata pelajaran selesai,” ungkap Rataq lagi. (meldi sahensolar)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *