Kemendikbudristek – Harvard University Perkuat Kemampuan Digital Guru

PROSULUT.COM, MANADO – Setelah sukses menyelenggarakan program pilot pada 2023 lalu menyusul terjadinya peningkatan pada jumlah peserta guru untuk jenjang SMP, SMA dan SMK, kini Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen – GTK) Kemendikbudristek bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), kembali menyelenggarakan Program Microcredential CS50x Indonesia – Harvard University.
Diharapkan, program CS50x Indonesia – Harvard University, kompetensi guru-guru di Indonesia akan mengalami peningkatan, karena program tersebut merupakan langkah nyata sebagai komitmen gerakan Merdeka Belajar.


“Dengan mengikuti program ini, saya berharap para guru akan mendapatkan ilmu yang relevan dengan perkembangan zaman sebagai bekal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” tutur Mendikbudristek Nadiem Makarim, yang hadir pada pembukaan seminar luring yang bertajuk “Digital Skill Bagi Guru” di Graha Ristekdikti Gedung D Kompleks Kemendikbudristek, Jakarta, Kamis (07/03/2024).
Nadiem dalam dialognya dengan Prof David Malan, mengatakan, pada hakikatnya perangkat informatika dibuat untuk memudahkan menuntaskan pekerjaan di berbagai bidang kehidupan, serta membantu menyelesaikan permasalahan di era moderen.
Dengan prinsip-prinsip tersebut, program CS50x Indonesia–Harvard University, kata Nadiem, dapat sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang mengedepankan peningkatan kompetensi guru.


Program ini kata dia, berkontribusi dalam meningkatkan pemahaman para pendidik untuk menerapkan prinsip komputer sains dalam proses pembelajaran. Pada gilirannya, setelah guru kembali mengajar di sekolah masing-masing, peserta didik diharapkan dapat berpikir secara algoritmik dan memecahkan masalah secara efisien.
Sementara Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, mengatakan, Ditjen GTK mempunyai perhatian khusus terhadap peningkatan kemampuan guru di bidang digital, khususnya Informatika.
Disebutkan, Informatika merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Merdeka, membuat Ditjen GTK menyadari dimana mata pelajaran Informatika akan dapat menyumbangkan kemampuan berpikir komputasional dengan dilandasi logika.
“Oleh karena itu mata pelajaran ini menjadi salah satu mata pelajaran yang berkontribusi pada terwujudnya Profil Pelajar Pancasila, khususnya dalam hal menumbuhkan daya nalar kritis dan kreatif siswa, serta bergotong royong dalam kebhinekaan global di dunia nyata maupun dunia maya,” jelas Nunuk.
Nunuk menambahkan, tak hanya di dalam sekolah, di luar sekolah pun para peserta didik diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif dalam berkarya dan berteknologi, serta memiliki kemampuan literasi digital yang mumpuni sebagai anggota masyarakat sekaligus warga digital yang berakhlak baik.
Program ini telah dilaksanakan dengan format kegiatan secara daring dan luring semenjak Oktober 2023 sampai dengan Maret 2024. Para guru diajarkan langsung oleh para teacher fellow dari Harvard University, tentang ilmu komputer dan seni pemrograman, dengan sasaran semua guru dan tidak terbatas pada yang mengajar di bidang komputer dan informatika. (jeting)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *