MANADO, PROSULUT.com- Pelaksanaan Asesment Nasional Berbasis Komputer tingkat Sekolah Dasar dimulai Senin 24 Oktober 2022, dipantau langsung oleh Walikota Manado Andrey Angouw, Wakil Walikota Richard Sualang, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Dr Deisy Lumowa, Mpd dan pihak Kementrian.
ANBK di SDN 02 Manado dipantau langsung oleh Walikota Manado Andrey Angouw dan Kadis Dikbud Dr Deisy Lumowa, Mpd. Sementara ANBK di SD Inpres 03 Paniki Bawah dipantau langsung pihak Dirjen Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan .
Begitu turun dari bandara Sam ratulangi, utusan Kementrian langsung memantau di SD Inpres 03 Paniki Bawah pimpinan Kepsek Masye Watania, MPd.
Tak lama kemudian datang Kadis Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan pemantauan sambil menjelaskan kepada pihak Kementrian bahwa SD Inpres 03 Paniki Bawah merupakan sekolah terbaik yang ada dibawah lingkungan Dikbud Kota Manado.
Pantauan pihak Kementrian, ANBK di SD Inprs 03 Paniki Bawah berjalan lancar tanpa ada hambatan server dan lain-lainnya. “Kami hanya akan mengambil sampel dua sekolah di dua Kecamatan yang berbeda. Setelah itu akan melapor ke Dikbud untuk sinkronisasi serta menyampaikan proges selama di Manado,” katanya.
Menurut pihak Kementrian, pelaksanaan ANBK merupakan upaya memantau atau mengukur kualitas Pendidikan di sebuah sekolah apakah berjalan dengan baik. Sebab tadinya diukur dengan ujian nasional bagi perorangan, tetapi ANBK mengukur kualitas secara kelembagaan.
Jika hasilnya bagus maka sekolah yang bersangkutan dinilai sukses dalam melaksanakan tugas peningkatan kualitas Pendidikan. Sementara secara keseluruhan akan mengukur kualitas Pendidikan di sebuah kabupaten Kota dan Provinsi.
Ada berbagai indikator yang dinilai, yaitu pertana literasi, rumerasi dan survey lingkungan belajar. “Jika ada tanda merah berarti ada yang harus dibenahi,” ujar pihak Kementrian lagi.
Kepala SD Inpres 03 Paniki Bawah Masye Watania mengatakan, ANBK dilakukan secara mandiri dan ada 30 siswa kelas lima yang ikut, lima adalah cadangan. “Semua berjalan labcar, anak-anak sudah siap ikut ANBK dan peralatan sangat lengkap. Jaringan juga bagus tidak ada gangguan,” ujar Watania dengan nada meyakinkan.
Berkat tangan dingin Kepsek Masye Watania, SD Inpres 03 Paniki Bawah terus mengalami kemajuan yang signifikan. Tak heran jumlah murid terus bertambah bahkan sampai kewalahan karena daya tampung yang rendah. “Kami hanya punya 9 ruang kelas sementara SDN 03 Panik Bawa memiliki 392 murid yang terdiri dari 14 Rombel. Terpaksa ada sekolah pagi dan siang,” tukasnya. (meldi sahensolar/jet)