MANADO,Prosulut.Com – Pekerjaan proyek DAK di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado sebagian besar sudah rampung tepat waktu. Hanya saja pekerjaan laboratorium SDN 09 hingga kini belum juga tutas, padahal pertama kali dilakukan peletakan batu pertama pada bulan Agustus lalu dan dberikan tenggang waktu 90 hari.
Kepala Sarpras Dinas Pendidikan Kota Manado, Vetni Mamuko mengatakan, semua proyek DAK tahun 2021 sudah rampung, termasuk pengerjaan renovasi ruang keklas dan ruang kepala sekolah di SMPN 7 Manado. Namun kenyataan di lapangan proyek DAK Laboratorium di SDN 09 yang menelan anggaran paling besar yaitu Rp 583 juta hingga kini belum tuntas.
Sementara Laboratorium SDN 06 yang dikerjakan belakangan, justru lebih dahulu rampung , bahkan telah diresmikan oleh wakil Walikota Manado Richard Sualang Jumat pekan lalu.
“Peresmian laboratorium SDN 06 dirangkaikan dengan Perayaan Natal dihadiri Kadis Dikbud Dagland Walangitan, Kabid Pembinaan SD Triana Almas, Kepala Sarana dan Prasarana Vetni dan sejumlah undangan lainnya,” kata Yulin Lontoh, Kepsek SDN 06, Senin 20 Desember 2021.
Pantauan media ini, laboratorium SDN 124, SDN 11, SDN 06 dan SDN Malalayang sudah rmapung. Namun labpratorium SDN 09 yang pertama kali dikerjakan yaitu pada bulan Agustus, justru hingga kini belum juga rampung. Padahal sesuai kalender kerja, diberikan waktu 90 hari atau tiga bulan.
Kepala Sarana dan Prasarana Dikbud Manado, Vetni ketika dikormasi mengatakan, semua sudah rampung termasuk SDN 09 Manado. Namun ketika ditinjau di lapangan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, selain finishing, juga memoerbaiki sebagian bangunan yang rusak akibat pembongkaran.
Begitu juga dengan puing-puing berserakan dimana-mana sehingga mengganggu akitivitas belajar mengajar di SDN 09. Belum lagi ulah kontraktor yang sengaja membawa pulang seng yang dibongkar untuk membangun laboratorium.
“Saya tidak peduli dengan proyek laboratorium karena itu dikerjakan pihak ketiga. Tetapi waktu pekerjaan yang begitu lambat sangat mengganggu aktivitas di sekolah. Lihat saja puing-puing yang belum dibersihkan, sementara masih ada tiga pekerja yang melakukan finoishing dan perbaikan gedung di samping yang rusak,” kata Kepsek SDN 09 Manado, Decky Sampouw.
Vetni mengakui, pekerjaan laboaratorium SDN 09 memang agak terlambat sehingga ada perpanjangan waktu. Hal itu disebabkan karena cuaca hujan dan kesulitan untuk mengangkut material karena konstruksi dibangun diatasn gedung lama sehingga anggarannya lebih besar dan waktu mengerjakan juga terbatas. Anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 583 juta, dikerjakan oleh CV Tisel Karya.
Sementara SDN 11 Manado dibawah pimpinan Kepsek Jetje Selvie Tumbelaka, mendapat bantuan laboratorium dengan anggaran Rp 430 juta. Konstruksinya dua lantai, namun untuk tahap pertama satu lantai. Proyek ini dikerjakan oleh CV Sarunta Waya.
Begitu juga dengan SDN 124 dibawah pimpinan Kepsek Olga Waani, mendapat satu unit gedung laboratorium dengan anggaran Rp 433 juta lebih dengan masa kerja 90 hari.
“Bangunannya berkonstruksi dua lantai, tetapi untuk tahap pertama satu lantai. Bangunan ini akan berdempetan dengan laboratorium SDN 06,” kata Tumbelaka.
Dikatakan Tumbelaka, DAK kali ini agak berbeda karena pelaksanaannya dilakukan oleh pihak ketiga. Pihak sekolah hanya ikut mengawasi pelaksanaan di lapangan.
Sejak awal, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado, Daglan Walangitan mengingatkan kepada pihak kontraktor untuk melaksanakan tugas dengan baik. “Jangan cari banyak untung tetapi akhirnya bermasalah. Lebih baik untung sedikit tetapi tidak bermasalah di kemudian hari,” pinta Daglan.
Dengan tegas Daglan mengingatkan pihak kontraktor agar tidak meninggalkan masalah/utang setelah selesai membangun. Kalau ada kewajiban-kewajiban yang ditimbulkan harus diselesaikan.
Begitu juga dengan puing-puing bangunan harus dirapihkan. “Kepala sekolah tidak punya biaya untuk itu. Jadi tolong pihak kontraktor perhatikan,” tegasnya. (jet/mel)