MANADO,PROSULUT.com – Arus penolakan wacana full day bagi SD dan SMP se Kota Manado kian kencang. Buktinya setelah sosialisasi oleh pihak sekolah, Lebih banyak orang tua murid yang menolak alias tidak setuju, sementara yang setuju hanya sebagian kecil saja.
Pantauan Prosulut.com di lapangan, para orang tua murid menolak dengan tegas wacana tersebut karena dinilai belum saatnya dilakukan lantaran fasilitas sekolah belum mendukung.
Begitu juga dengan ketahanan fisik dan pshis anak-anak diragukan. Anak-anak akan kelelahan jika jam pelajaran ditambah.
Bahkan saat sosialisasi di salah satu SMP, ada orang tua murid yang dengan lantang menolak Full Day. “anak-anak kami bukan robot,” tegas orang tua murid ketika menyampaikan pendapatnya.
Melihat arus penolakan yang kian deras, pengawas SD Kecamatan Tuminting Ventje Lengkong, MPd buka suara.
Menurutnya, sebenanrnya pada prisipnya orang tua murid setuju jika fasilitas sekolah mendukung kenyamanan anak serta lingkungan sekolah yang memadai. “Hanya saja narasi yang dibangun itu yang sepertinya keliru. Sebab dikatakan penambahan jam belajar,” katanya.
Dikatakan, jika narasinya penambahan jam belajar, maka konotasinya langsung negative. Sebab, orang tua lkangsung berpikir soal biaya yang ditimbulkan, waktu yang terlalu lama serta ketahanan fiksik dam psihis anak.
Belum lagi mereka harus mengikuti kegiatan lainnya di luar jam sekolah seperti taman pengajian, PPA dan kegiatan tambahan lainnya yang tujuannya membentuk karakter anak-anak.
Tetapi jika narasinya adalah menambah kegiatan bermain anak-anak seperti ekstra kurikuler, main game yang bermanfaat, atau pengauatan penguatan saat akan mengikuti kegiatan tertentu. Atau bermain kolintang, music dan lain-lain sebagainya, maka tentu bisa diterima oleh orang tua murid.
“Bagi saya pada prinsispnya orang tua setuju jika narasinya seperti itu,” tukasnya lagi. (meldi sahensolar),
Tapi Harus Didukung Fasilitas Memadai