MANADO,PROSULUT.Com – Kendati sebagian besar orang tua murid menolak penerapan Full Day Schol (FDS) di tingkat SD dan SMP, namun Pemerintah Kota dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersikukuh untuk mencoba menerapkannya.
Kepala SD Inpres Malalayang, Altje Lumentah kepada Prosulut.com mengatakan, pihaknya sudah mensosialisasikan kepada orang tua murid tentang manfaat FDS sesuai intruksi Walikota Manado Andrey Angouw. Tetapi sebagian besar orang tua murid menolak dengan berbagai alasan.
“Dari 212 oranag tua murid yang hadir, hanya 8 orang saja yang menyatakan setuju FDC diterapkan,” kata Lumentah mengutip hasil pertemuan dengan orang tua murid.
Meski demikian, katanya, SD Inpres Malalaang akan mencoba untuk menerapkannya meskipun hanya untuk kelas atas, yaitu kelas 4,5 dan 6. “Kami akan uji coba dulu karena beberapa daerah sudah menerapkan full day school. Bahkan pada kurikulum tahun 2013 juga demikian, tapi tidak diprotes oleh orangtua murid,” kata Lumentah.
Mantan Kepsek SDN 59 Manado ini sudah siap jika ada orang tua yang protes untuk pelaksanaan uji coba nanti. Tetapi sebelumnya, para kepala sekolah akan melakukan studi banding di pulau Jawa, yaitu Surabaya, Malang dan Jogjakarta yang sudah menerapkan FDC.
Para kepala sekolah diminta oleh walikota untuk study banding tentang FDS agar bisa diterapkan di Kota Manado. “Tambahan jam sebenarnya bukan melulu belajar, tetapi ada kegiatan esktra kurikulum,” ujar Lumnetah.
Dikatakan, kegiatan ekstra kurikuler akan membentuk karakter anak, sehingga mereka tidak sekedar pinter tetapi juga berkarakter baik.
Sejak memimpin SD Inpres Malalayang yang mengoleksi 315 siswa, Lumentah betul betul menerapkan disiplin ketat kepada anak didik, masalahnya begitu masuk, anak-anak sepertinya kurang sopan santun makanya harus diajari. Paling tidak megucapkan salam kepada siapapun yang ditemui.
“Syukur sekarang anak didik sudah terbiasa memberikan salam,” tukasnya. (Meldi S)