Manoppo : Unsrat Miliki Calon-calon Pemimpin dan Siap Angkat Keberadaan Unsrat Lebih Baik

MANADO, PROSULUT.com – Unsrat memiliki calon-calon pemimpin setingkat Rektor. Masih banyak orang-orang, dosen yang berpredikat profesor, doktor dan lain-lain yang memiliki kapasitas dan kapabilitas dan tidak transaksional.

Mereka itu bisa mengangkat citra/keberadaan Unsrat menjadi lebih baik dari yang ada sekarang, walau diakui, sekarang ini sudah termasuk baik.

Demikian diutarakan Dekan Fakultas Teknik Unsrat Manado Prof. Dr. Ir. Fabian Manoppo, yang adalah juga Calon Rektor Unsrat periode 2022-2026 ketika berbincang dengan PROSULUT.com di ruang tamu Dekan Fatek Unsrat, pekan lalu.

Tinggal sekarang, lanjutnya, apakah mereka, calon-calon pemimpin itu diberi kesempatan lewat mekanisme yang ada (pemilihan oleh para anggota Senat Unsrat dan perwakilan Kemendikbudristek) untuk menjadi Rektor (pemimpin) Unsrat ke depan, setelah Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat, M.Sc, DEA yang akan mengakhir masa kepemimpinan periode keduanya ?

“Saat ini, ada program yang cukup bagus yang hendaknya dikembangkan termasuk di Unsrat yaitu Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, yang diprogramkan Meteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim,” ujarnya.

Diungkapkan, kalau selama ini kita selalu berpikir bahwa sistem pendidikan itu sakral, tidak bisa berubah maka kita akan ketinggalan zaman. Kita mestinya berubah untuk menjadi lebih baik, lebih maju ke depan.

Menteri dengan konsep belajarnya dengan Kampus Merdeka, Merdeka Belajar, sebut Pengurus Forum Dekan Teknik Indonesia ini, cocok dengan Revolusi Industri dewasa ini.

Dijelaskan, torang pe sistem pendidikan dulu hingga sekarang bukan jelek. Cuma, sistem ini sudah perlu ada perubahan. Harus menyesuaikan dengan keadaan. Dan, itu yang harus diadakan perubahan. Kalau selama ini torang terlalu kaku dan menganggap terlalu sakral sistem pendidikan kita maka sudah seharusnya diubah.

“Program Kemendikbud itu, sangat inovatif dan mengikuti perkembangan zaman. Sebab, dalam dunia pendidikan, hal-hal terkait dengan penelitian bisa berkembang dengan cepat,” tandas dosen teladan II Unsrat.

Bagi orang yang sudah merasa mapan dengan sistem yang ada sekarang, sebutnya, program yang ditawarkan Menteri dengan lompatan-lompatan yang cukup signifikan untuk memajukan dunia pendidikan mengikuti revolusi industri ini, memang terasa lain, dan masih sulit menerima.

Sebagai calon Rektor, hal-hal yang sudah bagus harus dipertahankan sementara bila ada hal-hal yang perlu diubah/ditingkatkan hendaknya dilakukan dan mengikuti perkembangan yang ada, menuju Revolusi Industri 5.0.

Apalagi dengan adanya program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar, para mahasiswa diberikan kesempatan belajar yang besar. Bukan karena sipil (jurusan) maka yang dipilih/diajarkan cuma hal-hal yang terkait dengan sipil melainkan, di samping hal-hal sipil tapi juga hal-hal lain agar kelak, setelah para mahasiswa lulus mereka bisa melakukan hal-hal yang diperoleh selama masa pendidikan seperti menjadi enterpreneurship, kewirausahaan. Mereka bisa siap pakai dan mandiri.

“Kalau selama ini torang hanya terfokus dengan kampus itu sendiri maka dengan adanya program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar maka torang boleh berkolaborasi dengan universitas besar dan top dunia. Dan, itu ada. Torang boleh berkolaborasi dengan universitas lain dalam hal penelitian,” ujarnya.

Ditegaskan, dengan adanya Kampus Merdeka, Merdeka Belajar, sekat-sekat yang ada, yang bisa menghambat kemajuan pendidikan jadi terhapuskan.

Dan, masih banyak lagi keunggulan-keunggulan dan manfaat jangka panjang dari program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar. Diyakini, bila pemimpin-pemimpin ke depan melaksanakan apa-apa yang ada dalam program tersebut maka lembaga pendidikan tinggi ini akan lebih maju dan berkembang.

Menyinggung tentang Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Bersih Melayani (WBM), ditegaskan, program tersebut semestinya dilaksanakan karena merupakan program Presiden Joko Widodo yakni Reformasi Birokrasi di mana di dalamnya ada program Zona Integrasi.

Di dalam program Zona Integritas ada dua yakni Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Bersih Melayani (WBM). Bersih dari korupsi dan melayani. Birokrat yang bersih dan melayani. Bukan bos ! Mindset ini yang mesti diubah. Dan, memang tidak gampang.

“Contoh yang paling gampang, torang (pimpinan) cenderung, mahasiswa dan dosen perlu pa torang. Torang beking torang pe suka-suka. Itu khan mental yang lama. Mestinya torang (pemimpin) melayani kepada mereka,” tandas Pengurus PII Manado ini.

Memang, menurutnya, mengubah itu susah tapi tergantung pimpinannya. Kalau dia mau dan mampu, itu bisa dilakukan. Kalau cuma bikin administrasi saja tapi tidak melaksanakannya, percuma. Dan, musti ada pengawasannya.

Di Fakultas Teknik sudah diterapkan. Makanya, Fakultas yang dipimpinnya telah mendapat predikat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan sudah diikutkan dalam program WBM.

Bila terpilih sebagai Rektor periode empat tahun ke depan, (dengan bekal/prestasi yang diperolehnya), dia akan menerapkan program Presiden Joko Widodo yakni Reformasi Birokrasi tersebut di lingkungan Unsrat.

Hal-hal yang disebutkan itu dan sejumlah program yang akan dilaksanakan bila terpilih sebagai Pemimpin Unsrat sudah dimasukkan dalam visi, misi dan program kerja sebagai Calon Rektor. (LAF)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *