Pemkot atau Dinas Terkait Disarankan Buat Program Khusus untuk Siswa yang Belum Bisa Membaca

Drs. David M. Legi (foto dok prosulut.com)

MANADO, PROSULUT.com – Ketua Dewan Pendidikan Kota Manado Drs. David M. Legi menilai, asesmen yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek) sudah baik untuk melihat sekolah mana yang melakukan KBM (kegiatan belajar mengajar) dengan benar.

“Sdah baik oleh Kementrian mengadakan asesmen. Di sini akan terlihat sekolah yang melakukan KBM yang benar dan tidak. Di sini kelihatan kinerja sekolah tersebut  baik kepala sekolah maupun staf pengajar,” ujarnya.

Hal ini, sambungnya dalam perkcakapan dengan PROSULUT,com di Manado, jumat (9/9/2022), tentu yang menjadi control di situ adalah pengawas yang tentunya dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah maupun staf pengajar.

Asesmen,menurutnya, tidak sama dengan ujian-ujian yang selama ini dilaksanakan sebelumnya. Asesmen memang komprehensif. “Jadi, kalau soal membaca terus sudah duduk di kelas V lantas belum bisa membaca, menurut saya, hal itu sudah darurat, terlebih akan mengikuti ANBK,” tandasnya.

Legi menegaskan,  asesmen memang sudah bagus, dan hal ini sama dengan membuka kedok sekolah apakah kepala sekolahnya atau guru-guru benar-benar mengajar atau tidak.

“Ini kan aneh. Kementerian sudah melakukan percepatan dalam KBM/IKM lantas di lapangan ternyata tidak seperti apa yang dilakukan oleh Kementerian. Regulasinya kan sepeti itu. Jadi, apa yang dianjurkan Kemendikbudristek harusnya diikuti pihak sekolah atau dinas terkait terlebih  Pemerintah Kota Manado,” sebutnya.

Menurutnya, setelah asesmen ini dilakukan, pihak dinas atau sekolah harus membuat satu  program terhadap anak-anak yang seperti itu (program khusus), yang dapat membebaskan anak-anak yang belum bisa membaca.

“Saya sebetulnya tidak percaya kalau ada siswa yang sudah duduk di bangku kelas V lantas belum bisa membaca, tapi sudah ada data di lapangan. Mau bilang apa,” cetusnya.

Herannya, negara sudah mengeluarkan uang untuk mencerdaskan anak bangsa namun di lapamgan tidak seperti apa yang diharapkan oleh Kemendikbudristek. Bagaimana mau laksanakan program implementasi kurikulum merdeka (IKM) kalau seperti ini. Masih ada yang belum bisa membaca.

“Sudahlah kalau masih duduk di kelas satu. Yang pasti kelas selanjutnya masih banyak,”ujar Legi.

Jadi,  sambungnya, solusi yang paling baik adalah, Pemerintah Kota atau Dinas terkait membuat program khusus terhadap anak-anak tersebut. Sebelum gladi bersih ANBK dilakukan, atau setelah hasil asesmen sudah ada hasilnya. “Nanti tiba hari H-nya anak-anak tersebut sudah dapat membaca,” sarannya.(jet)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *