PT BSG Tinggalkan Bisnis Konvensional, Fokus Digitalisasi Layanan Perbankan, Total Aset Tembus 20 Triliun 

MANADO,PROSULUT.com – PT Bank Sulut Gorontalo (Bank SulutGo atau BSG) membukukan kinerja positif di usia yang ke-61.

Bank yang baru genap 61 tahun pada 2022 itu membukukan laba bruto sebelum pajak Rp 144 miliar per triwulan I tahun 2022.

“Capaian ini berkat kerja keras seluruh

kerja keras seluruh jajaran, Komisaris, Direksi hingga seluruh karyawan,” kata Dirut PT BSG, Revino Pepah.

Sejalan dengan itu, BSG kini memiliki aset sebesar Rp 20 triliun. “Kita bersyukur di masa sulit, pandemi dalam dua tahun terakhir masih bisa tumbuh dan menjalankan fungsi intermediasi perbankan,” kata Pepah.

Ia pun mengungkapkan, ke depan tantangan BSG tak mudah. BSG dituntut meningkatkan kualitas kreditnya.

Di mana, kredit produktif BSG mencapai Rp 1,3 triliun. Sementara NPL produktif melebihi ambang batas aman yang ditetapkan.

Sedangkan NPL kredit konsumtif, hanya 1 persen. Ke depan, kata Pepah, BSG tak bisa lagi bertumbuh pada kredit ASN yang selama ini menjadi captive market Torang pe Bank.

“Ke depan, model bisnis kita akan berubah. Tidak boleh konvensional, perlahan-lahan kita mulai tinggalkan,” jelasnya.

Pepah memastikan BSG siap menghadapi era digital. BSG sudah memulai dengan meluncurkan sejumlah produk digital seperti BSGtouch (mobile banking); BSGdebit hingga BSGdirect.

“Kita akan terus melakukan terobosan dan inovasi demi memenuhi kebutuhan nasabah di era digital,” jelasnya.

“Menjadi tantangan besar bagi kita, memasuki dunia digital, sehingga perlu sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,” katanya.

BSG yang kini berusia 61 tahun, katanya, tentunya ini suatu usia yang cukup lama bagi sebuah perusahaan sekaligus juga usia yang membuat BSG semakin ditempa oleh berbagai tantangan

dalam mempertahankan eksistensinya.

Di usia ke 61 tahun ini, banyak hal yang wajib dicapai bersama dalam rangka mewujudkan target yang diamanatkan oleh pemegang saham serta upaya peningkatan nilai-nilai perusahaan.

Antara lain, katanya, pemenuhan modal inti bank, transformasi bisnis digital, pengurangan gap kompetensi karyawan, serta mencari sumber pendapatan lainnya.

Digilitalisasi untuk pemulihan ekonomi ini, katanya, jangan hanya menjadi tagline yang sekedar diformalkan.

“Haruslah kita pahami dengan benar maknanya sehingga dapat kita implementasikan secara pasti dalam pekerjaan kita sehari-hari,” jelasnya.

Era automation dan digitalization yang berkembang dengan pesat saat ini membuat persaingan perbankan sangat kompetitif, dimana prioritas adalah pengembangan dan inovasi dalam layanan digital demi memenuhi tuntutan para customer yang menginginkan aksesibilitas yang cepat, mudah dan aman.

Di tahun 2021 BSG telah melakukan beragam pengembangan layanan digital antara lain upgrading layanan BSGtouch, ARIS, EDC, Samsat Digital, dll.

“Namun apakah kita berpuas diri sampai disini di saat para pesaing sudah memperkenalkan layanan cardless (tanpa kartu), serta mengembangkan aplikasi dan fitur layanan yang mudah dan menarik. Jangan sampai BSGketinggalan dalam revolusi perbankan,” jelasnya. (meldi s)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *