MANADO,PROSULUT.Com – Guna mencerdaskan anak bangsa di tengah Pandemic Covid 19, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar. Bahkan tidak kalah penting adalah menyiapkan sarana penunjang bagi tenaga pendidik agar mereka fokus mengajar sehingga bisa mendukung pengembangan sektor pendidikan.
Rumah Dinas Guru (RDG) merupakan salah satu penunjang agar guru-guru merasa nyaman dan aman dalam menjalankan tugas sebagai pendidik. Hanya saja penggunaan RDG terpantau tidak terkontrol lagi dengan baik.
Selain tidak ada anggaran pemeliharaan, banyak RDG yang masih digunakan oleh guru yang sudah pensiun, sehingga tidka memberikan kesempatan kepada guru yang masih aktif dan butuh tempat tinggal.
“Kami memiliki empat unit RDG. Namun semuanya ditempati oleh guru SDN 31 yang masih aktif,” kata Kepsek SDN 31 Manado, Olga Wauran.
Dikatakan, RDG sangat menunjang kelancaran KBM terutama bagi guru yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah.
Saat ditemui awak media disela-sela kegiatan PTM terbatas Kamis 11 November, Olga mengatakan, pihaknya berharap agar para guru yang tinggal dilokasi sekolah (RDG) untuk menjaga kelestarian lingkungan bersama, demi menciptakan suasana yang aman dan nyaman terkendali serta kondusif.
“Tempat yang aman dan nyaman, mencerminkan suatu kerukunan atau keluarga bahagia,” jelas Olga.
Olga menjelaskan, dengan berbagai bantuan yang diterima dari Kemendikbudristek melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado, pihaknya langsung bergegas untuk melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) secara mandiri.
“Ada dua sekolah bergabung, yaitu SD GMIM 19 dan SD Katolik 8 Manado,” tukasnya.
Dikatakan, penambahan daya listrik langsung dilakukan, begitu juga dengan Wifi. “Kami sangat berterima kasih atas bantuanya, semuanya akan berdampak pada guru terlebih peserta didik. Dengan bekal operator dan teknisi yang mumpuni maka semua bisa mengakses perangkat computer,” tambahnya.
Olga berharap dengan adanya perangkat IT ini, ada nilai tambah bagi peserta didik, terlebih para staf pengajar. “Saat ini kegiatan belajar mengajar banyak yang dilakukan secara daring seperti di SDN 31 PTM terbatas diadakan secara pembagian shif, ada tatap muka ada daring,” ujarnya.
Kegiatan PTM terbatas semua dilakukan sesui pentunjuk protocol kesehatan, suhu tubuh peserta didik diukur telebih dahulu sebelum masuk halam sekolah, anak didik tersebut diarahkan ketempat cuci tangan dengan air yang sedang mengalir, mengoles hand zanitiser serta wajib masker.
“Bukan hanya peserta didik yang wajib prokes, semua tidak terkecuali karena ini memang sudah menjadi aturan,” ucapnya.
Ditambahkanya, saat ini pihaknya mengoleksi 165 peserta didik sesuai dapodik dan 13 tenaga pengajar yang memadai, dengan tujuanya meningkatkan kualitas guru diera digital. (jet)