MANADO,PROSULUT.com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Manado Dr. Deysie Lumowa, M.Pd mengingatkan, proses belajar mengajar yang sedang berlangsung sangat tidak etis jika ada yang makan dalam ruang kelas.
“Hal itu salah karena berkaitan dengan etika. Bagaimana kita makan saat sedang fokus belajar,” tegasnya ketika memberikan sambutan pada pertemuan K3S Kecamatan Malalayang di SD GMIM 20 Manado, Senin,(31/1/2022).
Kegiatan tersebut dihadiri seluruh Kepala SD baik suasta maupun negeri yang ada di Kecamatan Malalayang, Pengurus K3S dan Korwas.
Menurutnya, jika memang lapar mintalah izin untuk keluar, dan makan di kantin. Karena jika makan di dalam kelas akan menjadi perhatian teman yang lain, sudah pasti akan mengganggu proses belajar.
Lumowa meminta, ciptakan suatu kerukunan yang erat anatara guru maupun peserta didik terlebih di tengah masyarakat karena guru adalah teladan yang dapat memberi contoh yang baik.
“Sewajarnya, guru dapat memberi suatu perubahan, karena pendidikan adalah tulang pungung bangsa,” tegasnya.
Sebagai sekolah pengerak, jelas berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa, secara holistik dengan mewujudkan profil pelajar.
Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul.
Sedangkan guru pengerak tentu harus dapat mengembangkan diri secara mandiri, memiliki kematangan moral, merencanakan, menjalankan berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah.
Selain itu, mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
“Tentu dengan tidak sia-sia kita harus berlomba menjadi guru pengerak, namun jangan tertuju untuk menjadi kepala sekolah melainkan adalah pengabdian,” jelasnya.
Ditambahkan, penampilan menjadi hal yang utama bagi setiap guru. Sesuatu yang dapat diimplementasikan kepada peserta didik, “namun jangan berlebihan,” dapat berkomunikasi yang mudah dicernah sehinga peserta didik dengan cepat memahaminya, diingatkan jangan hanya dengan gaya lantas ada yang mengejar-ngejar lantaran belum melunasi sesutua dan lain hal.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebutnya, kepala sekolah maupun guru dapat mengunjungi setiap rumah peserta didik.
Ini dimaksud agar dapat mengontrol keadaan lingkup keluargga untuk pencegahan para siswa yang mulai dewasa mengingat saat ini banyak terjadi hal-hal yang kurang wajar.
“Banyak contoh yang terjadi, di luar daerah, bahkan di daerah kita sendiri anak menjadi korban oarang yang tidak bertangung jawab bahkan orangtua sendidri tegah melakukan hal-hal yang tidak terpuji,” ujarnya.(jet)