Manado, Prosulut. Com- Guna meminimalisir terjadinya tindakan kekerasan di lingkungan sekolah, kepala sekolah menerapkan gerakan anti bullying sesuai dengan Projeck Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Kepala SD 115 Manado, Altje Walukow, S. Pd ketika ditemui dikantornya akhir pekan lalu mengatakan, gerakan anti bullying terus dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya tindakan kekerasan baik fisik maupun psihis terhadap anak didik, terutama oleh sesama mereka.
Dalam P5 sebagai implementasi kurikulum merdeka , salah satunya adalah anti bullying.
Setiap ruangan kelas dipasang baliho ukuran kecil semacam pamflet yang berupa ajakan dan motivasi untuk tidak melakukan bullying.
Sementara itu dalam upaya memaksimalkan Kegiatan Belajar Mengajar, Kepsek Altje Walukow menggiatkan komunitas belajar (Kombel) dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Dalam hal ini, Kepsek mengajak guru guru untuk merencanakan dan mendiskusikan setiap permasalahan dalam proses mengajar sekaligus saling berbagi kebaikan.
Dengan demikian semua berimbas pada anak didik karena komunitas belajar adalah sekelompok guru yang memiliki semangat yang sama untuk transformasi pembelajaran.
“Kombel terus dimaksimalkan agar anak didik benar benar mendapatkan pelajaran yang bermutu dari tenaga pendidikan berkompeten, ” Tegas Walukow.
Mantan Kepsek SDN 06 Manado ini mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada pemerintah yang sudah membangjn ruang belajar yang representatif dan kini sudah digunakan.
Berkat kegigihan kepala sekolah dalam mengawal dan memperjuangkan pembangunan gedung baru, maka memasuki tahun 2024 ini, sekolah penggerak menempati gedung baru.
Selama akhir tahun 2023, SDN 115 mendapatkan proyek pembangunan 4 ruang kelas baru senilai Rp 1.4 miliar lebih. “Masih ada lagi ruangan yang perlu dibongkar untuk dibangun baru, ” Pungkas Wulukow yang sukses membawa perubahan besar di SDN 115 termasuk menjadikan sekolah penggerak oleh pihak Kementrian. (Meldi S).