MANADO,PROSULUT.com – Sejak ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak, SDN Pandu langsung tancap gas dengan melakukan pembenahan, dimulai dari lingkungan sekolah. Halaman yang luas telah ditata begitu rupa sehingga nampak asri dan sejuk, dinaungi oleh pepohonan nan hijau serta jauh dari kebisingan.
Tak heran begitu memasuki lingkungan SDN Pandu, rasa sejuk dan nyaman serta asri langsung terasa. Taman ditata dengan rapih lalu ditanami bunga berwarna warni, bahkan dinding sekolah telah dicat sehingga menambah semarak.
Ruangan kelas juga terus dibenahi, sehingga anak didik merasa betah untuk belajar di SDN Pandu yang kini dipimpin Kepala Sekolah Rusmi Sigar yang sukses menjadikan Sekolah Penggerak ini makin hebat.
Ruang kepala sekolah yang begitu luas serta diisi dengan prabot serta penataan yang begitu apik, membuat para tamu menjadi betah dan terkesima. “Kami melakukan pembenahan secara bertahap karena disesuaikan juga dengan kemampuan dana. Bahkan ada rencana untuk membuat pagar depan karena selama ini memang belum ada pagar,” kata Kepsek Rusmi Sigar ketika ditemui Prosulut.Com, Selasa 25 Oktober 2022.
Dikatakan, untuk pembuatan pagar akan dicoba membicarakan dengan Komite Sekolah untuk berkolaborasi. Sebab anggaran pembuatan pagar tidak sedikit karena cukup panjang. ”Untuk sementara kami siasati dengan penanaman bunga atau tanaman hijau lainnya,” ujar Sigar yang sudah tiga tahun mengabdi di SDN Pandu.
Sebagai sekolah penggerak, katanya lagi, SDN Pandu harus mampu menjadi motor penggerak dimulai dari lingkungan sendiri, kemudian mengerakkan sekolah lainnya agar bisa meningkatkan kualitas pendidikan yang ujungnya menciptakan generasi anak bangsa yang cerdas dan berkarakter baik.
“Pintar saja tidak cukup, tetapi harus dibarengi dengan karakter yang baik ,” ujar Sigar dengan nada meyakinkan.
Terkait wacana Full Day School (FDS) yang sedang disosialisasikan, SDN Pandu sudah mengadakan pertemuan dengan orang tua murid untuk meminta tanggapan. “Kalau kami sebagai ASN sangat mendukung FDS karena kebijakan tersebut bermaksud baik untuk anak-anak didik. Para guru sudah siap untuk menambah jam pelajaran,” katanya lagi.
Hanya saja, ujar Sigar, sebagian besar menolak untuk penerapan FDS karena masih banyak kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan di luar jam sekolah yang harus diikuti oleh anak-anak.
Bagi orang tua murid, FDS bisa saja dilaksanakan asalkan fasilitas pendukung di sekolah sudah memadai. “Anak-anak kami akan kelelahan kalau terlalu lama di sekolah. Mereka tidak bisa ikut taman pengajian, Pondok gembira atau PPA serta kegiatan lainnya kalau FDS diterapkan,” ujar Kepsek, mengutip alasan para orang tua untuk menolak wacana FDS.
Rusmi menjelaskan, SDN Pandu kini memiliki 10 Rombongan Belajar dan untuk kelas 1,2 3 dan 4 masing-masing dua Rombel dengan 15 tenaga pengajar termasuk Kepala Sekolah. (meldi sahensolar)