MANADO,PROSULUT.Com – Sejak memimpin SDN Pandu, Kepsek Rusmin Sigar menerapkan aturan yang cukup ketat dan secara konsekuen dilaksanakan. Salah satunya adalah persyaratan untuk naik kelas, minimal siswa harus tau membaca.
“Sebagai sekolah penggerak, untuk siswa yang ada di kelas satu bisa naik ke kelas dua jika belum bisa membaca. Tetapi untuk naik ke kelas tiga wajib bisa membaca,” kata Rusmin Sigar ketika ditemui ProSulut.com di sela-sela pelakasanaan ANBK gelombang ketiga, Senin 31/10 2022.
Dikatakan, untuk kelas 1 naik kelas dua dimungkinkan meskipun belum bisa mebaca dan harus dituntaskan di kelas dua karena masih dalam satu fase. Tetapi jika akan masuk pada fase kedua yaitu kelas 3 dan 4, siswa harus sudah bisa membaca.
Nah, ketika kebijakan ini diterapkan, banyak orang tua yang protes. Mereka ingin anaknya meskipun belum bisa membaca harus dinaikkan ke kelas selanjutnya karena ada kesan malu kepada tetangga atau orang-rang sekitar jika anaknya diketahui belum bisa membaca.
Padahal sebenarnya orang tua harus bersyukur karena anak tersebut akan digembleng sehingga dia bisa membaca dengan baik dan benar. Dengan demikian anak tersebut akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa membaca.
”Ada orang tua yang sampai memindahkan anaknya ke sekolah tetangga karena tidak naik kelas. Anehnya begitu dipindahkan, anak tersebut diterima dan langsung naik kelas,” tukasnya.
Tindakan seperti tidak mendidik dan akan merusak citra sekolah. “Saya tidak peduli kalau ada yang pindah karena SDN Pandu mengutamakan kualitas bukan kuantitas. Makanya disiplin harus diterapkan secara konsekuen kalau ingin menjadi sekolah yang tidak dipandang sebelah mata,” ujar Sigar memberi alasan.
Terkait pelaksanaan ANBK, semuanya berjalan kancar. Ada 30 siswa kelas 5 yang ikut dan boleh menyelesaikan dengan baik tanpa ada gangguan jaringan atau server karena sudah dipersiapkan dengan baik. “Sebelumnya ada gladi sehingga anak-anak tidak kaku dan sudah siap untuk ikut ANBK,” tukasnya.
Beberapa peserta yang diwawancarai mengungkapkan kegembirannya mengikuti ANBK. “Lebih asyik ikut ANBK, tidak banyak menulis dan bisa dikerjakan dengan baik,” kata sejumlah siswa kelas 5.
Bahkan ada salah satu siswa yang diminta untuk menjelaskan apa itu ANBK, maka dengan lantang ia menjawab bahwa ANBK itu adalah Asesmen Nasional Berbasis Komputer. (meldi sahensolar)