Sekolah Penggerak SDI Kaiwatu Manado Fokus Implementasi Berbagi Praktek Baik
MANADO, PROSULUT.Com – Sejak dipimpin Kepala Sekolah Refly Saerang, SD Inpres Kaiwatu Manado terus menjadi rebutan orang tua murid untuk mendaftarkan anaknya sebagai siswa baru.
Terbukti dari tahun ke tahun, Saerang sukses menaikkan pamor SD Inpres Kaiwatu menjadi yang terbaik. Bahkan berkat lelaki murah senyum ini, SDI Kaiwatu ditetapkan sebagai
Sekolah Penggerak oleh pihak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk menjadi Sekolah Penggerak harus melalui seleksi ketat. Kepala sekolah harus mempersiapkan diri karena butuh konsentrasi penuh dan kondisi fisik yang prima.
“Menjadi Sekolah Penggerak tidaklah mudah,” kata Saerang membenarkan.
Ketua K3S Kecamatan Mapanget ini mengatakan, jumlah siswa baru yang sudah mengikuti MPLS selama 10 hari mencapai 65 peserta didik, padahal yang lulus tahun ajaran 2022/2023 hanya 41 siswa.
Dikatakan, dari tahun ke tahun memang pendaftar siswa baru selalu membludak, mulai dari 60an hingga 70an siswa.
Selain karena lokasinya yang strategis, pembenahan menyeluruh dilakukan Saerang, mulai dari penataan lingkungan, peningkatan kualitas tenaga pendidik, merubah minsed guru dan orang tua murid dengan penerapan disiplin secara konsekuen. Lingkungan sekolah benar benar disterilkan. Baik guru siswa maupun orangtua masuk dengan tertib dan sopan.
Orang tua juga dibatasi berada di lingkungan sekolah kecuali ada keperluan yang penting saat membawa makanan untuk anak anak saat jam istirahat.
Tak heran jumlah siswa terjadi lonjakan sehingga kapasitas ruangaan tidak mencukupi.
Menurut Saerang, pihaknya sudah mengajukan pembangunan ruangan kelas baru, perpustakaan, laboratorium komputer dan ruangan kantor. “Kami tinggal menunggu realisasi ya seperti apa. Jika berkenan satu ruangan di bagian depan akan dibongkar agar SDI Kaiwatu punya halaman yang luas,” ujarnya.
Kemudian memasuki tahun ajaran baru, SDI Kaiwatu fokus pada pembinaan karakter anak didik dan penerapan P5 guna mewujudkan profil pelajar
Pancasila.
Berbagai kegiatan ek
stra kurikuler atau Eskul juga akan dilakukan seperti Pramuka, Drumband dan tarian tradisional Maengket.
Sedangkan untuk kegiatan P5, pihaknya fokus pada implementasi berbagi praktek baik. “Penerapan P5 tahap dua bagi kelas 2 dan 5, sedangkan tahap 3 kepada semua kelas ” ujar Saerang meyakinkan. (Meldi s)