Siswa SDN Malalayang Membludak, Daya Tampung Terbatas, Kepsek Kewalahan

MANADO,Prosulut.Com–  SDN Malalayang salah satu sekolah yang digandrungi para siswa dan orang tua murid. Tak heran kalau jumlah siswa terus membludak setiap tahunnya, bahkan kelas satu  mencapai 100 siswa untuk tahun ajaran 2022-2023.

“Kami kewalahan karena tadinya SDN Malalayang hanya akan menerima dua Rombel yairu 60 murid. Tetapi para orang tua mendesak terus bahkan ada yang sampai ngamuk-ngamuk datang ke sekolah agar anaknya diterima,” kata Kepsek Frouke Pade kepda Prosulut.Com, Selasa 1 November 2022.

Dikatakan, pihaknya ingin membatasi jumlah murid karena sarana penunjang yaitu ruang kelas yang terbatas. Namun desakan orang tua tidak bia dibendung karena mereka ingin anaknya bersekolah di SDN Malalayang.

Guna mensiasati kondisi yang ada, kelas tinggi seperti siswa kelas 4,5 dan 6 nanti masuk setelah kelas bawah seperti 1,2 dan 3 keluar. “Karena kelas bawa memang cepat keluar,” ujar Pade memberi alasan.

Lebih jauh dijelaskan, jumlah siswa SDN Malalayang kini hampir tembus 600 anak didik. Namun yang tercatat dalam Dapodik hanyua 520 siswa karena sisanya tidak memiliki adminsitrasi yang lengkap antara lain Kartu keluarga (KK).

Dikatakan Pade, ada puluhan siswa yang tidak punya KK sehingga tidak bisa masuk dalam Dapodik dan status mereka hanya titipan. “Kami sudah mendesak kepada para orang tua untuk melengkai berkas, tetapi banyak yang tidak bisa dan ada pula yang ogah-ogahan karena sibuk dengan pekerjaan yang berpindah-pindah,” tukasnya.

Menurutnya, sebagian besar siswa yang tidak punya KK berasal dari keluarga broken home. Mama papa beecerai dan anak tinggal sama Oma. Atau orang tua sibuk dengan bekerja dan tidak mmeperhatikan nasib anak mereka.

“Hampir semua yang tidak punya KK berasal dari keluarga yang tidak utuh lagi. Ada yang kawin cerai dan  ada yang memang kurang peduli,” ungkapnya.

Kondisi seperti ini, tentunya merugikan anak itu sendiri dan sekolah. Sebab jika sudah kelas ujian mereka tidak bisa ikut.

Begitu juga dengan bantuan-bantuan yang dikucurkan pemerintah pusat dan daerah bagi dunia pendidikan tidak akan dinikmati oleh anak tersebut dan juga pihak sekolah. “Jadi sama-sama dirugikan,” kata Pade lagi.

Terkait ANBK, SDN Malalayang mengikutkan 30 siswa kelas 5 dan lima cadangan. “Kami melaksanakan secara mandiri karena memiliki laboratorium dan peralatan penunjang yang lengkap,” kata Pade seraya menambajkan, semuanya berjalan lancar.

Selan SDN Malalayang ada dua seko;lah yang bergabung yaitu PM Sario dan SD GMIM 7. (meldi sahensolar)    

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *