PROSULUT.COM, MANADO – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Katolik Santa Theresia Manado akan menerapkan sistem jemput bola terhadap siswa yang absen mengikuti ujian sekolah.
Upaya tersebut dilakukan kepada siswa yang berhalangan karena disebabkan oleh persoalan dan berimbas pada ketidakikutsertaan ujian sekolah, semisal sakit atau masalah lain yang sifatnya mendadak.

“Sistem jemput bola dilakukan dengan melihat penyebab sehingga siswa tidak dapat mengikuti ujian. Contohnya, jika siswa yang sakit namun masih bisa melakukan aktivitas, kami akan mengutus guru untuk dilakukan ujian susulan,” ujar Kepala SMP Katolik Santa Theresia Manado, Paula Rumondor, kepada Prosulut.com, Senin (22/04/2024).
Sebaliknya kata Paula, jika siswa tidak dapat melakukan aktivitas secara normal, sekolah akan menunda hingga peserta didik benar – benar pulih. Begitu juga dengan siswa yang berhalangan hadir semisal karena duka, sekolah tidak akan memaksa dan menunda jadwal ujian susulan.
Sedangkan menyangkut sistem pengawasan ujian, Paula menegaskan, pihaknya sepakat melarang guru bidang studi untuk mengawasi langsung. Sebagai konsekuensinya, guru bidang studi akan diberikan tanggung jawab lain.
“Contohnya guru bidang studi matematika, dia dilarang untuk mengawasi, tapi hanya untuk mata pelajaran tersebut. Namun setelah itu guru tersebut tetap diperbolehkan untuk mengawas,” katanya.

Sementara Kepala SMP Advent III Ranotana, Raymond Rumegang S Kom, mengatakan, ujian sekolah diikuti 43 siswa. Dia juga mengatakan kalau ujian tersebut tidak melakukan pengawasan silang, namun hanya melibatkan pengawas interen sekolah.
“Saya berharap ujian kali ini tidak ada siswa yang mengulang. Saya juga telah mengingatkan siswa dan orang tua untuk menjaga kesehatan dan terus belajar, sehingga hasil ujian membuahkan nilai maksimal,” ujar Raymond, Senin kemarin. (jeting)