MANADO,LingManado.Com – Kendati Pandemi Covid 19 sangat mempengaruhi perkembangan sector ekonomi baik global, nasonal maupun local, namun Dana Pensiun PT Bank Sulut sukses bertahan dengan melakukan gerakan ikat pinggang.
Dengan demikian, operasional Dana Pensiun aman bahkan mampu membiayai atau membayar kewajiban kepada peserta yaitu para pensiunan maupun pegawai PT Bankl SulutGo yang akan memasuki pensiun.
“Meskipun sisa hasil usah tergerus, namun Dana Pensiun masih bisa terus bertahan berkat terobosan dan inovasi yang dilakukan tanpa harus melakukan PHK atau pengurangan karyawan,” katanya.
Bahkan pasca terpilihnya direksi baru PT Bank SulutGo yang menetapkan Revino Pepah, SE.MSi sebagai Direktur Utama bebewrapa waktu lalu, komposisi Dewan Pengawas Dana Pensiun PT BSG pun berubah.
Ada dua nama baru yang masuk memperkuat Dewan Pengawas yang selama ini dipercayakan kepada Revino Pepah dan Verry Masengi. Mereka adalah mantan Dirut PT Bank SulutGo, Johanis Salibana, SE.MM dan mantan Direktrur Pemasaran, Hamdi Paputungan SH.
Ketua Dana Pensiun PT Bank SulutGo, Adri K Sorongan, SE ketika ditemui di ruang kerjanya mengatakan, Dewan Pengawas bertambah guna mengantisipasi perkembangan terkini. Situasi ekonomi yang belum pulih benar membutuhkan topangan bagi Dana Pensiun PT BSG untuk mempertahankan eksistensinya dalam mengelolan dana pensiun milik ratusan pegawai dan pensiunan Bank SulutGo.
Meski begitu, dua mantan direksi yang sudah mendapat SK Direksi PT BSG untuk menjabat Dewan Pengawas Dana Pensiun PT BSG telah mengikuti fit and proper test (uji kepatuhan). Sebab untuk menjadi pengurus dan dewan pengawas Dana Pensiunan wajib mengikuti FPT oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Memang harus ikut FPT terlebih dahulu. Makanya sambil jalan, keduanya akan ikut FPT oleh OJK karena Dana Pensiunan PT BSG mengelolah dana public,” kata Sorongan.
Sebelumnya, pengurus baru juga sudah mengikuti FPT pada awal tahun 2021 dan semuanya dinyatakan lulus. Mereka adalah Jhon Walukow, Femmy Muaya dan F Monoarfa. Sementara Adri K Sorongan tidak ikut FPT lagi karena merupakjan pengurus lama yang dipertahankan oleh Direksi PT BSG menjadi ketua Dana Pensiun PT BSG.
Lebih jauh Sorongan mengatakan, dalam mengelolah
Dana Pesniun pihaknya melakukan dengan penuh kehati-hatian. Sebab jika salah mengambil keputusan bisa berakibat fatal, karena ini menyangkut dana milik pensiunan.
Dengan posisi asset yang mendekati 300 miliar, memakasa pengurus untuk putar otak bagaimana mengembangkan dana tersebut agar bisa memberi manfaat bagi pensiunan.
Guna mengembangkan asset yang dimiliki, Dana Pensiun menempatkan dananya pada obligasi, deposito dan instrument lainnya yang bisa memberikan nilai tambah, Tentu dengan resiko yang minimal.
“Sampai sekarang ini pengelolaah dana pensiun dilakukan secara propfesional dan penuh kehati-hatian,” katanya. (meldi sahensolar)