PROSULUT.COM, MANADO – Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri Winangun, Susana Youne Mandagi, membantah ketidakhadirannya pada pelaksanaan ujian Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil, Senin (11/12/2023).
Menurut Susan, panggilan akrabnya, ‘absen’nya dia pada hari pertama pelaksanaan PAS, bukan berarti tidak hadir secara permanen, tapi lebih disebabkan karena terjadinya kesalahan teknis.
“Saya berada di tempat foto copy untuk memperbanyak lembaran soal untuk siswa beragama Kristen. Setelah disortir, ternyata lembaran soal untuk Agama Kristen jumlahnya kurang, sedangkan lembaran soal untuk Agama Islam jumlahnya berlebihan. Itu saja masalahnya,” kata Susan saat memberikan klarifikasinya kepada Prosulut.com, Selasa (12/12/2023).
Pernyataan itu disampaikannya menampik pemberitaan Prosulut.com, dimana dirinya absen pada pelaksanaan ujian PAS. Dia juga memastikan kejadian tersebut disebabkan karena tidak sampainya informasi yang ditujukan kepada uru dab stafnya,.
Sedangkan menyangkut ketidakhadirannya, Susan mengatakan lebih disebabkan karena tanggung jawabnya untuk menyelesaikan kekurangan sebelum digelarnya ujian PAS. Dia juga menambahkan tudingan yang ditujukan padanya lantaran ketidaksinkronnya kehadiran dia dengan Aliansi Pers Pendidikan Manado (APPM), saat memantau pelaksanaan PAS.
Sama halnya yang disampaikan Kepala SD Inpres Winangun, Lantriyani Wahiu,dimana dirinya berada di luar sekolah bukan kesengajaan tapi lebih disebabkan karena habisnya masa berlaku kuota.
“Saya berada di sekolah jauh sebelum pelaksanaan ujian PAS. Saya keluar sekolah karena mencari tempat terdekat untukmembeli kuota. Tapi karena ada gangguan, saya terpaksa mencari tempat lain yang lokasinya cukup jauh. Mungkin saat saya keluar, pengurus APPM datang ke sekolah, jadi jelas tidak bertemu,” jelas Lantriyani.
Sementara Kepala SD Negeri 71 Mando, Frieke Evelien Mananeka, tidak menampik kalau tak hadrinya dia saat pelaksanaan ujian PAS hari pertama, karena sedang berada di Rumah Sakit (RS) Ratatotok, menjenguk suaminya yang sakit.
“Untuk membenarkan kalau saya berada di rumah sakit, saya mengambil foto dan video suami yang sakit dan dirawat. Sebaliknya saat membaca beritanya, saya kemudian bergegas ke Manado untuk mengklarifikasinya,” jelas Frieke.
Lain halnya dengan Kepala SD Negeri 126 , Femmy Frieda Dien, tidak memberikan klarifikasinya. Ada kemungkinan dirinya masih sibuk merawat suaminya yang sakit dan kabarnya akan menjalani operasi.
Pengawas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Manado Naptali A Bawataa, mengatakan, masalah tersebut lebih disebabkan karena minimnya koordinasi antara kepala sekolah dengan guru.
“Masalah ini sudah dianggap selesai, karena semua pihak telah dipertemukan. Dalam pertemuan saya sampaikan pentingnya komunikasi dan koordinasi antara kepala sekah dengan guru atau pihak yang diberikan tanggung jawab,” ujar Naptali.
Naptali mengatakan, kalau informasinya jelas, siapa pun tamu yang datang dapat disampaikan dengan jelas. Terkait dengan masalah itu, Naptali berharap, koordinasi antara kepala sekolah dengan guru dapat lebih ditingkatkan, agar semua informasi dapat dijelaskan tanpa merugikan pihak lain,” kata Naptali mengingatkan. (jeting)