MANADO, PROSulut.com- Sekolah Dasar Inpres 03 Paniki Bawah dibawah pimpinan Kepsek Maissye R.T Watania,SPd terus melakukan pembenahan, mulai dari penataan lingkungan sekolah hingga peningkatan kualitas pembelajaran bagi anak didik, termasuk sarana dan prasarana penunjang protocol kesehatan.
“Meski dalam suasana Pandemi Covid 19, kami tidak pernah berhenti melakukan pembenahan, karena proses belajar mengajar terus berjalan, baik secara daring maupun luring,” kata Kepsek SDN Inpres 03 Paniki Bawah Maissye Watania kepada wartawan pendidikan, Selasa 02 Oktober 2021.
Ditemui di ruang kerjanya, Watania dengan ramah melayani awak media yang melakukan pemantauan langsung, khususnya pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas maupun persiapan Assesment Nasional Berbasis Komputer (ANBK) bagi sisa kelas lima.
“PTM terbatas hinga kini berjalan lancar dengan menerapkan protocol kesehatan yang ketat. Siswa yang masuk hanya 50 persen secara bergantian dan sisanya belajar daring,” katanya.
Guna menghindari kerumunan saat pulang sekolah, orang tua diminta segera menjemput anaknya saat jam belajar selesai. Bagi siswa yang belum ada jemputan dlarang keluar dari lingkungan sekolah.
“Saat dimulai PTM terbatas pada 1 Oktober lalu, kami melibatkan pihak Kepolisian bekerjasama dengan Satgas Covid yang ada di sekolah agar semua berjalan lancar. Soalnya jumlah siswa SDN Inpres 03 cukup banyak sehingga butuh pengaturan dan pengawasan yang ekstra ketat,” tukas Watania.
Mantan Kespek SDN 02 Manado ini memaparkan, saat ini SDN Inpres 03 Paniki Bawah mengoleksi 383 anak didik, namun hanya 348 siswa yang masuk dapodik. Sisanya belum masuk karena terkendala administrasi, yaitu tidak punya Kartu keluarga.
Masalahnya, kata Watania, mereka adalah anak-anak dari keluarga broken home yang sebagian besar dititipkan kepada oma atau opa. Sementara orangtuanya sudah berpisah dan lain-lain sebagainya.
“Makanya saat penerimaan siswa baru tahun 2021 ini, pihaknya tidak lagi menerima siswa yang tidak lengkap administrasi seperti KK. Meski begitu, jumlah siswa baru kelas satu mnegalami peningkatan hingga menjad tiga Rombel,” ujar mantan Kepsek SDN 55 Manado ini meyakinkan.
Sementara untuk pelaksanaan ANBK, SD Inpres 03 Paniki Bawah ini melakukan secara mandiri. “Tadinya memang mau bergabung, namun karena sudah ada bantuan seperangkat IT dari Kementrian maka kami usulkan untuk dilakukan secara mandiri,” tegas Watania.
Dengan demikian, SD 03 Paniki Bawah telah melaksanakan simulasi dan semuanya berjalan lancar karena telah dipersiapkan dengn baik. Mulai dari peningkatan daya listrik, pemasangan wife dan penataan ruangan serta mempersiapkan operator dan kurator yang berkompoten.
“Ada 30 siswa kelas lima yang ikut ANBK, dibagi menjadi dua shif sesuai ketentuan. Kami sudah siap untuk pelaksanaan ANBK,” ujar watania lagi.
Pantauan wartawan, lingkungan SD Inpres 03 Paniki Bawa banyak mengalami perubahan. Penataan taman yang rapih membuat suasana menjadi asri dan anak didik serta tenaga pengajar betah dalam kegiatan belajar mengajar.
Nampak dua pohon Ketapang yang tumbuh subur, ditanam saat Watania dipecayakan menjadi Kepsek. “Saya sudah merasa nyaman disini/ guru-guru sangat mendukung. Mereka saling membantu satu sama lain,” ujar Kepsek energik yang suka melakukan perubahan dimana ia ditempatkan.
Watania sukses menciptakan budaya yang baik di SD 03 Paniki Bawah sehingga sausana belajar menjadi sangat kondusif. “Saya hanya ingin berbuat yang terbaik, sesuai kemapuan,” ungkapnya. (meldi sahensolar)