Tari Kreasi “Hipnotis” Penonton SMPN 3 Manado EXPO
PROSULUT.COM, MANADO – Dimeriahkan tari kreasi, pagelaran SMPN 3 Expo Bersama sekolah imbas sekaligus deklarasi anti perundungan dan demonstrasi ecoprinting teknik pouding.
Penonton seolah-olah terhipnotis dengan penampilan peragaan tarian yang dibawakan sanggar Seni SMPN 3 Manado.
Diam seribu bahasa seakan tak percaya bagaikan mimpi.
Penampilannya memang sangat luar biasa dan tak heran kalau sanggar ini dinobatkan menjadi juara nasional pada tampilan FLS2N tingkat nasional.
Menurut sumber pelatih ahli sanggar tari tradisional Delfitson Pertama, sejak tahun 2017 dan sampai sekarang tari kreasi ini meraih juara nasional.
Penampilan dan kolaborasi anak didik ini dalam latihan perlu konsentrasi dan berjiwa seni, mereka dilatih bukan hanya dapat memegang satu bagian alat musik saja, semua alat mereka dapat menggunakannya. Itulah sebabnya penampilan harus ada kerja sama.
Kadis pendidikan kota Manado Steven Tumiwa M.Pd memberi apresiasi pada penampilan tari kreasi di SMPN 3 Expo yang dilaksanakan di salah satu pusat perbelanjaan termegah dibilangan Grand Kawanua City Walk Manado, Jumat, 1/12/2023.
Meis Nona Papona kepsek SMPN 3 Manado mengatakan, syukur acara ini bisa selesai dengan baik dan ini adalah bentuk kerja keras pihak komite,staf pengajar bersama peserta didik.
Penampilannya memang luar biasa, lebih khusus tari tradisional yang baru ditampilkan di daerah kita, mengingat selama ini mereka paling banyak tampil di luar daerah.
Hal ini juga ada nilai plus untuk menjual pariwisata di Sulawesi Utara, namun semua perlu topangan dari pihak terkait agar penampilan anak-anak bisa sukses, mengingat peralatan, jika tampil di luar daerah memerlukan dana yang cukup banyak. Apalagi para siswa setiap dua tahun diganti lantaran Paling banyak diambil para siswa kelas 7 dan 8, jadi memang untuk pelatih perlu kerja keras dalam latihan terlebih memilih anak-anak yang memang punya bakat dan berjiwa seni.
Sangat disayangkan minat dan bakat anak anak jika hal ini tidak ditopang oleh dinas terkait, setiap kali ada undangan atau tampilan seperti kegiatan FLS2N, yang berskala nasional namun anggaran tidak terkafer, sedangkan jika kita tampil, membawa nama daerah.
Tidak mungkin kami akan menggunakan dana sendiri, peralatan saja sudah berapa Koli belum tiket pulang pergi terlebih akomodasi, begitu juga peserta, jika tampil dengan kondisi yang tidak memungkinkan, apa kata orang nanti.
Salah satu contoh penampilan kami pada FLS2N, yang lalu, betul pihaknya mendapat bonus dari kementrian, tapi itu tidaklah mencukupi dengan dana yang di keluarkan.
Sangat disayangkan juga ketika tiba di bandara Sam Ratulangi, kami seperti pengungsi, tidak ada penjemputan, padahal kabupaten lain dijemput bak putra putri, diberi pengalungan bunga bahkan bonus yang menutupi anggaran awal, tapi apalah daya, semoga anak-anak kita dapat diperhatikan meskipun hanya kelanjutan mereka untuk menuntut ilmu sampai pada perguruan tinggi mengingat bakat mereka,” orangtua perlu topangan karena kehidupan keluarga memang tergolong papan bawah.(jet)