MANADO, PROSULUT.Com – Penerapan Full Day School (FDS) di Kota Manado seperti instruksi Walikota dan Wakil Walikota secara bertahap mulai dilaksanakan di sekolah-sekolah. Bahkan ada sekolah yang sudah melaksanakan sejak akhir tahun 2022 lalu.
Berkaca dari hasil study tiru oleh sejumlah kepala sekolah SD dan SMP serta Kepala DInas dan rombongan ke Kota Surabaya, Malang dan Yogjakarta, telah membuka wawasan untuk bisa menerapkan di Kota Manado dengan kondisi yang sesuai dengan budaya local.
Bahkan istilah Full Day School (FDS) tidak dikenal, yang ada ialah kegiatan ekstra kurikuler atau eschool yang dilakukan setelah proses KBM berlangsung. Nah, pelaksanannya tidak harus menambah jam yang terlalu panjang tetapi disesuaikan.
“Hasil tury tiru kami ada yang pulang jam 2 dan jam 3 dan tidak ada yang pulang jam 4, kecuali belum dijemput orang tua, atau anak anak masih suka berada di sekolah untuk mengikuti kegiatan yang mereka sukai,” kata Kepsek SDN 30 Kota Manado, Hasnah Rotua Nancy Saragih kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin 16/01-2023.
Menurutnya, tidak semua yang dilakukan di Surabaya, Malang dan Yogjakarta bisa dilakukan di Manado. Tentu semuanya disesuikan dengan kondisi sekolah masing-masing, karena bagi sekolah yang maju tentu tidak masalah karena memang dodukung sepenuhnya oleh para orang tua terutama dalam menyiapkan sarana dan prasarana pendukung.
“Saya kira di Manado bisa segera diterapkan. Untuk SDN 30 akan lebih focus pada kegiatan ekstra kurikuler yang bermuatan local seberti Marambak/Maengket, Kolintang dan sejenisnya,” ujar Hasnah meyakinkan.
Selain itu, SDN 30 juga akan focus pada kegiatan belajar bahasa Ingris dengan memanfaatkan SDM yang dimiliki. “Kamki butuh dua tenaga pelatih/pengajar agar nantinya anak didik akan terbiasa berbicara dalam bahasa Ingris. Ini sangat penting dan strategis. Kami sudah dapat satu tenaga pengajar,’ ujarnya bersemangat. (meldi sahensolar)
